Bagi masyarakat awam, dupa tentu sudah tidak asing lagi. Meski jenis dan bentuknya beraneka ragam namun aromanya sangat khas sehingga mudah dikenali. Akan tetapi, mengapa dupa yang dalam bahasa China disebut hio itu identik dengan aura mistik dan sejenisnya? Dupa sebenarnya adalah salah satu sarana untuk memanjatkan doa kepada Sang Khalik atau Mahadewi Kwan Im. Sama seperti agama dan kepercayaan lain, cara tersebut dilakukan semata-mata sebagai wujud syukur atas limpahan berkah dan rezeki yang diberikan. Dijelaskan Aryanto, konon, dupa sudah dimanfaatkan oleh leluhur masyarakat Tionghoa sejak ratusan tahun silam untuk upacara ritual suci. Aroma dupa yang begitu menyengat dianggap sebagai sebuah kesakralan. Hal itu ditambah dengan suasana hening dan khusyuk yang mutlak dilakukan di setiap upacara pemujaan agar sutra-sutra atau doa yang dipanjatkan segera diterima Sang Khalik. “Dupa adalah sarana atau peralatan utama untuk sembahyang. Jadi alasan mengapa umat Tionghoa selalu menggunakan dupa untuk sembahyang, tak lain supaya doa-doa yang diminta segera terbawa ke langit (terkabul—red) bersamaan dengan asap yang dikeluarkan,” kata Aryanto, pekan kemarin. Saat ini lanjut dia, penggunaan dupa juga digunakan oleh masyarakat pribumi yang menganut beragam kepercayaan untuk pemujaan. “Itulah keberagaman kepercayaan yang indah usai era reformasi bergulir. Hal ini bisa terlihat dengan tak sedikit orang pribumi yang menggunakan dupa untuk ritual kepercayaan mereka,”
AuthorPT. Super Cahaya Raya Archives
February 2014
Categories |